Banyak dari kita sudah merinding ketika mendengar kata gagal. Perasaan kalah, malu, terpuruk, dan beragam perasaan negatif segera muncul paralel dengan perasaan gagal itu sendiri, namun bila kita jeli, gagal ini jangan dibikin kekal, jangan pernah biarkan.
Billy Lim, seoang penulis dan motivator asal Singapura memberikan banyak pembahasan dan sudut pandang baru mengenai kegagalan, salah satu bukunya yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia membahas mengenai keberanian untuk gagal. Menarik sekali membaca buah pikiran dari Billy Lim, dan tentunya sebuah pemikiran dasar yang secara menarik disampaikan memberikan pesan yang jelas, bahwa kegagalan bukan untuk dihindari atau ditakuti, karena untuk gagal pun ternyata memerlukan sebuah keberanian.
Saya jadi teringat ketika memberikan sebuah pelatihan mengenai bisnis di Kampus STIE Malangkucecwara (d/h ABM) awal tahun ini. Setelah sesi pemaparan yang menarik dan dinamis, sesi dilanjutkan dengan tanya jawab, dipandu oleh Bapak Faishal Rahman, owner Praktis Travel, sesi tanya jawab secara antusias dimanfaatkan oleh ratusan peserta yang hadir. Ada yang menarik dari sesi tanya jawab ini, yakni pertanyaan yang muncul dari seorang penanya, yang kebetulan adalah mahasiswa, yang mulai menjajaki peluang bisnis online. Pertanyaannya sistematis dan runtut, ada beberapa pertanyaan diajukan, dan yang lebih menarik, semuanya bernada ketakutan akan kegagalan. Pertanyaan yang disampaikan antara lain apakah bisnis online menjanjikan, berapa lama trend bisnis online akan bertahan, dan yang lebih menarik pertanyaan ketiga, yakni bagaimana jika mengalami penipuan ketika bisnis online. Pertanyaan yang menarik, mengingat sang penanya bahkan belum “memulai” bisnis onlinenya.
Fenomena seperti ini yang banyak muncul di masyarakat kita, sehingga ketakutan akan kegagalan begitu besar, sehingga memberikan sebuah alasan kuat-rasional untuk membuat kita menunda atau bahkan batal melakukan. Ada rangkaian kalimat bijak yang tepat untuk konteks ini, yaitu : “Lebih baik banyak salah namun melakukan, daripada tidak pernah salah karena tidak pernah melakukan apa-apa”. Kesalahan atau kegagalan justru dapat kita jadikan momen untuk evaluasi, menemukan, menganalisa, dan mengambil hikmah, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kita dengan proses yang terukur. Jadi apakah kita tidak perlu takut gagal? Tentu saja perlu, dengan cara yang lebih positif tentunya. Saya pembicara publik, motivator, saya begitu takut gagal dalam penampilan di depan audiences, namun ketakutan ini tidak membuat saya membatalkan sesi tampil di depan audiences yang sudah siap bahkan bersedia mengeluarkan biaya untuk mengikuti pelatihan saya. Ketakutan akan gagal ini justru saya jadikan sebuah energi positif untuk selalu memiliki titik nervous, sehingga secara rutin dan tekun saya berlatih, sehingga secara teliti saya siapkan kostum saya, microphone yang saya gunakan, saya periksa kembali slide dan momen-momen yang saya persiapkan untuk mengkondisikan, menimbulkan keceriaan, atau memberikan kejutan kepada audience. Saya begitu takut gagal tampil optimal sehingga saya bersiap. Anda juga bisa menerapkan teknik yang sama.
Sebagai penutup dari tulisan ini, ada sebuah kalimat bijak dari Jepang yang kurang lebih artinya : “Jatuh 7 kali, bangkit 8 kali”. Ada makna mendalam dari statemen ini, bahwa selama jumlah kebangkitan kita lebih banyak dari jumlah kejatuhan kita, maka kita tidak gagal. Ketika hidup memberikan kita tantangan, ujian, dan menggoyahkan kaki kita, menghantam tubuh kita, membuat kita jatuh terjerembab, selama kita masih mampu untuk bangkit, menyeka peluh, menyingkirkan debu dan kotoran, serta kembali melangkah, maka kita tidak gagal, selama ada upaya dan kemampuan untuk kembali mencoba dan melangkah, kita tidak gagal. Kegagalan baru menjadi absolut ketika kita memutuskan menyerah dan berhenti, ketika kita menyatakan finish, kegagalan baru menjadi kekal ketika kita menyatakan stop. Selama itu belum terjadi, kita tidak gagal, karena langkah selanjutnya akan memberikan perbedaan terhadap hasil dan pencapaian kita.
with regards,
Faizal SurpluS MBA
Motivator | Pendiri SurpluS Institute
www.surplusinstitute.com
0 respon:
Posting Komentar