Beragam seminar/pelatihan bisnis telah Saya ikuti dan Saya isi sebagai pemateri. Situasinya menarik, karena dimanapun digelar, siapapun audiencenya, jam berapapun digelar, dalam pengamatan Saya, ada sebuah kesamaan dalam respon peserta, bahwa ada naluri dasar, minimal keinginan untuk memiliki bisnis sendiri, ya paling tidak bisnis sampingan untuk nambah-nambah penghasilan.
Nah, yang jadi pertanyaan, kenapa ada beragam ide, berbagai rencana, tidak segera dimulai/direalisasikan? Guru bisnis saya memberikan sebuah analogi yang menarik berikut ini :
Apa perbedaan :
- Mikir -> Jalan
- Jalan -> Mikir
Otak Saya pun berputar mencari jawab.
Saya mendapatkan statemen yang seolah menjadi tamparan keras di wajah Saya, bahwa semakin tinggi pendidikan, semakin membelenggu kebebasan untuk memulai usaha. Semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi gengsi, semakin baku pemikiran, semakin dalam analisis, semakin resisten akan potensi/resiko kegagalan.
Familiar dengan pernyataan : "Masak Sarjana akhirnya cuman jualan"
Nah, ternyata ini makna yang tersirat dari analogi yang disampaikan oleh Guru Bisnis saya. Dalam bisnis, jangan terlalu banyak mikir, karena semakin banyak mikir, semakin banyak analisis, semakin banyak perancangan, penyusunan rencana, dan analisis resiko, maka dijamin akan semakin banyak faktor penunda, faktor yang membuat ndak jalan-jalan.
"Lalu bagaimana caranya Guru?"
"Jalan saja Le*" (*sapaan familiar Guru kepada Saya)
"Karena ketika kamu sudah mulai dan menjalankan bisnis, tanpa disuruh pun kamu pasti mikir"
Siaaaap !!!
with regards,
Faizal SurpluS MBA
Motivator | Pendiri SurpluS Institute
0 respon:
Posting Komentar