Content

Lakukan Saja!

03/08/11

Saya dilahirkan di kota kecil Jombang, sebuah kota yang berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari Surabaya sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Timur. Dengan latar belakang orang tua sebagai pedagang kaki lima di salah satu pasar tradisional, kesempatan menikmati pendidikan hingga bangku SMA saja sudah merupakan sebuah anugerah luar biasa. Rasa syukur itu semakin bertambah ketika menapak bangku kuliah, dengan segala doa, upaya dan kerja keras dari orang tua, gelar sarjana pun dapat diraih dari salah satu PTN bonafid di Kota Malang. Dengan orang tua bekerja di sektor informal, 4 anak dengan usia yang berdekatan, hal ini terdengar mustahil, namun faktanya semua bisa diraih, jurusnya : Lakukan Saja!


Setelah menjalani rangkaian proses tersebut, saya sadari ada sebuah pelajaran besar yang tidak hanya saya ketahui, tapi juga sekaligus saya lakukan. Tidak ada kata yang lebih tepat selain kata “melakukan”, sebuah kata kerja yang memberikan pembeda antara keinginan dengan pencapaian. Sebuah hikmah saya petik dari keberanian untuk mengambil keputusan dari keadaan, dan melakukan tindakan untuk mencapai tujuan, bukan Cuma memikirkan dan berangan-angan. Berapa banyak dari kita yang belum mau bergerak dan melakukan sebelum mencapai kondisi ideal? Berapa banyak dari kita yang menunda untuk melanjutkan studi, menunda untuk menikah, menunda untuk punya anak, menunda memulai langkah meraih apa yang kita impikan? Berapa banyak dari kita yang menunggu keadaan ideal, menunggu memiliki semua perangkat, menunggu semua cara tersaji sebelum melakukan sesuatu? Mari kita jujur pada diri sendiri, adakah kondisi seperti itu?
Lepaskan semua belenggu tersebut, Linkin Park bilang “let it go....” dalam lagunya yang berjudul Iridescent, jangan biarkan pikiran-pikiran tersebut membuat kita tidak melakukan apapun. Proses yang saya alami memberi saya pelajaran yang berbeda, karena justru dengan memutuskan untuk melakukan sesuatu, cara demi cara akan bermunculan sepanjang perjalanan, bukan tersaji lengkap di awal perjalanan. Seperti analogi perjalanan sebuah bus antar kota di malam hari, sang sopir cukup tentukan tujuannya, bus akan mengarah kemana, pastikan benar, dan bus berangkat. Sang sopir sangat yakin dalam perjalanannya meski lampu bus hanya mampu menyorot beberapa meter ke depan kendaraan, karena tentu tidak akan ada lampu yang mampu menyorot dari kota keberangkatan langsung hingga ke kota tujuan. Bus dan lampunya akan menemukan/melihat jalan di depannya setelah bergerak maju, semakin maju dan semakin cepat gerakan, maka semakin cepat pula jalan di depannya terlihat, semakin cepat pula tujuan dicapai.
Lebih baik banyak salah karena banyak melakukan, daripada tidak pernah salah karena tidak pernah melakukan apa-apa, Lakukan Saja!


with regards,

Faizal SurpluS MBA
Motivator | Pendiri SurpluS Institute
www.surplusinstitute.com

0 respon:

Posting Komentar